Buktikan Komitmen pada Kualitas dan Standar Internasional, Medion Sukses Gelar Virtual GMP Inspection Pertama

Mengutamakan mutu dan kualitas menjadi komitmen Medion dalam menghasilkan produknya. Terbukti dengan diraihnya sertifikasi GMP (Good Manufacturing Practice) baik dalam skala nasional maupun internasional.

Pada 31 Oktober 2024, untuk pertama kalinya Medion melaksanakan inspeksi GMP secara virtual dari negara Pakistan. Inspeksi yang diadakan oleh Drug Regulatory Authority of Pakistan (DRAP) ini dalam rangka sertifikasi ulang sertifikat GMP yang dimiliki Medion sebagai syarat registrasi produk ke Pakistan.

Kegiatan dimulai dengan pengenalan personil dan Company profile Medion oleh Andri Yulius sebagai Assistant Manager for International Market dan Apt. Agung Setiawan, S. Farm selaku Biological Product Quality Assurance Assistant Manager. Setelah itu, dilanjutkan dengan virtual plant tour menggunakan Live Cam untuk menunjukkan proses produksi vaksin, mulai dari penyiapan bahan baku hingga penyimpanan di gudang produk jadi, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab dari inspektur.

Hasil inspeksi menunjukkan bahwa fasilitas produksi vaksin Medion telah memenuhi persyaratan sesuai dengan standar GMP. Tim DRAP yang diwakili oleh Dr. Qurban Ali sebagai Expert Member – Registration Board dan Mr. Muhammad Zubair Masood selaku Deputy Director (PE&R) DRAP menyampaikan bahwa mereka puas dengan fasilitas produksi vaksin yang dimiliki Medion

Medion mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Besar harapan dengan adanya pemanfaatan teknologi ini dapat menjadi ajang bagi Medion untuk membuka peluang baru dan melakukan ekspansi bisnis karena terbukti Medion sudah mumpuni untuk melakukan Virtual GMP Inspection dengan baik. Medion juga akan terus berkomitmen dalam menyediakan produk vaksin yang lengkap dan berkualitas baik sehingga mampu untuk bersaing di kancah internasional.

Kunjungan Gabungan Mahasiswa Farmasi ke Medion, Eksplorasi Industri Farmasi Veteriner

Pada 7 Oktober 2024, Medion mendapat kunjungan dari gabungan mahasiswa jurusan farmasi ke pabrik Medion, Cimareme, Bandung. Sebanyak 35 mahasiswa farmasi dari berbagai universitas di Indonesia, diantaranya Institut Teknologi Bandung, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Islam Bandung, Universitas Jenderal Achmad Yani, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Islam Indonesia.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan plant tour, dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai Pharmaceutical Product oleh Annisa Novita Nurisma, S.ST dan Apt. Retno Widiastuti, S.Farm (Quality System Assurance) serta pemaparan materi mengenai Biological Product juga disampaikan oleh Apt. Agung Setiawan Yahya S.Farm (Quality System Assurance Assistant Manager). Selanjutnya, ada pemberian study case lewat studium generale oleh Apt. Haikal Arif., S.Farm (Technical Manager Ananta) dengan tema “Product Management : Revealing Pharmacist Role from Product Creation to Market Launch of Pharmaceutical Products”.

Sebagai penutup, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok sesuai dengan almamater universitasnya untuk melakukan Campus Talk bersama para alumni yang telah bekerja di Medion. Dilakukan sharing session mengenai gambaran kerja, peluang karir, dan pengalaman semasa kuliah untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

Kegiatan ini mendapat sambutan dan respon yang hangat dari peserta. Salah satunya dari Ananda Dhuhwiandri Berliandin Putri selaku mahasiswi UGM, menurutnya kunjungan ini sangat bermanfaat sangat bagi mahasiswa yang akan lulus dalam waktu dekat karena dapat membuka pengetahuan mengenai prospek kerja dan jenjang karir di industri farmasi. Ditambahkan pula oleh Mazaya Auliya Fikra dari ITB yang menyampaikan bahwa materi yang diberikan mengenai industri farmasi yang luas dan setiap pemateri sangat interaktif.

Melalui kegiatan ini, Medion berharap dapat menambah dan meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai industri farmasi veteriner serta memberikan gambaran mengenai peranan mahasiswa jurusan farmasi di Medion.

Medion Berpartisipasi dalam 67th Annual Meeting American Association ofAvian Pathologists (AAAP) di Amerika Serikat

Medion kembali berpartisipasi dalam konferensi skala internasional pada 67th Annual Meeting American Association of Avian Pathologists (AAAP) dengan tema “Maintaining Intestinal Health with Non-Antibiotic Compounds”. Diselenggarakan pada 9-11 Juli 2024 di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Dihadiri oleh lebih dari 700 peserta yang berasal dari berbagai universitas, institusi riset, perusahaan, dan pemerintah.

Perwakilan Medion, Elly Setiawaty berkesempatan untuk menjadi salah satu pembicara dan membawakan topik mengenai “Cross-Protection Study of Inactivated H5N1 2.3.2.1c Vaccine against Novel H5N1 2.3.4.4b Virus Circulating in Indonesia”. Selain itu, Beliau juga membagikan pengalaman Medion dalam melakukan pengembangan vaksin AI (Avian Influenza) yang menjadi solusi bagi wabah AI H5N1 2.3.4.4b

Titer HI yang diinduksi oleh vaksin 2.3.2.1c pada 3 minggu pasca vaksinasi lebih rendah dibandingkan titer vaksin 2.3.4.4b (3.8 vs 8.2). Antibodi yang dihasilkan oleh vaksin 2.3.2.1c saja tidak mampu menekan viral shedding. Pemakaian vaksin 2.3.2.1c pada 1 dosis dapat melindungi terhadap kematian, tetapi tidak dapat menekan penyebaran virus 2.3.4.4b. Hasil studi Medion menunjukkan tingkat imunitas silang yang rendah antara H5N1 2.3.2.1c dan 2.3.4.4b. Hal ini dapat digunakan untuk surveilans berbasis seroprevalens untuk mengindikasi adanya tantangan H5N1 2.3.4.4b pada ayam yang hanya divaksinasi H5N1 2.3.2.1c.

Saat ini, wabah virus HPAI clade 2.3.4.4b sudah menjadi isu global. Virus HPAI dari clade baru tersebut ditemukan di Indonesia pada akhir 2022 sampai 2023. Medion memberikan studi perbandingan mengenai protektivitas vaksin H5N1 clade 2.3.2.1c dan 2.3.4.4b terhadap tantangan isolat lapang baru dari clade 2.3.4.4b. Vaksin homolog dari clade 2.3.4.4b menunjukkan tingkat proteksi PD50 yang lebih tinggi dibandingkan vaksin heterolog dari clade 2.3.2.1c. Pemberian 1 dosis vaksin 2.3.2.1c pada ayam SPF (Specific Pathogen Free) memberikan proteksi sub-optimal terhadap tantangan 2.3.4.4b. Vaksin tersebut mampu menekan mortalitas dan gejala klinis, tetapi menunjukkan serokonversi.

Kasus H5N1 2.3.4.4b yang tidak banyak ditemukan di Indonesia pada tahun ini, sebagai efek penggunaan vaksin 2.3.2.1c yang masih mampu menekan mortalitas dan gejala klinis. Maka dari itu, pentingnya pemakaian vaksin homolog yang mampu memberikan proteksi utuh terhadap tantangan clade 2.3.4.4b. Adapun setelah pemaparan materi, sesi dilanjutkan dengan QnA dari audiens.

Medion sebagai produsen vaksin unggas di Indonesia terus berkomitmen untuk dapat memberikan manfaat bagi dunia peternakan dan mendukung kemajuan kesehatan hewan di Indonesia maupun skala global. Hal ini sejalan dengan misi Medion untuk memberikan kontribusi kepada seluruh pemangku kepentingan.

Medion Kembali Hadir di Indo Livestock

Pada Senin, 24 November 2025, Medion menerima kunjungan mahasiswa dari 13 perguruan tinggi, yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Jenderal Achmad Yani, Universitas Islam Bandung, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Islam Indonesia, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Sebelas Maret, dan Universitas Jember. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman langsung mengenai industri farmasi veteriner melalui sesi pemaparan company profile, plant tour, dan Studium Generale terkait peran farmasis dalam pengembangan produk kesehatan hewan.

Para peserta menyampaikan bahwa agenda ini informatif dan relevan, terutama karena topik farmasi veteriner belum banyak dibahas di perkuliahan. Semua rangkaian acara mendapat apresiasi tinggi karena masing-masing memberikan gambaran dan pengalaman berbeda mengenai jalur karier, dinamika kerja, dan lingkungan industri.

Kunjungan ini memberikan perspektif baru bagi mahasiswa farmasi mengenai peluang profesi di sektor veteriner dan sekaligus memperkuat kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri. Medion berharap inisiatif ini terus menjadi wadah pengembangan talenta baru yang siap berkontribusi dalam menjawab kebutuhan kesehatan hewan di masa yang akan datang.

Medion Mendapatkan Apresiasi Eksportir dari Kedutaan Besar Republik Indonesia Manila

Medion terus berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan juga inovatif untuk memenuhi kebutuhan seluruh peternak. Melalui jaringan distribusi yang luas, Medion secara aktif terus memperluas distribusi ke berbagai negara, mulai dari Asia hingga Afrika.

Pada tanggal 9 Juli 2024, Kedutaan Besar RI Manila mengadakan jamuan makan dalam acara “Familiarization Trip for Specialty Coffee dan Cacao Filipino Buyers”, di De Paviljoen Hotel. Kegiatan tersebut terlaksana guna memperkuat potensi ekspor ke Filipina. Medion sebagai salah satu eksportir diundang untuk hadir dalam acara tersebut. Dalam kegiatan ini Duta besar Manila memberikan apresiasi kepada Medion sebagai perusahaan yang aktif memberikan kontribusinya sebagai eksportir produk kesehatan hewan yang lengkap dan berkualitas.

Selain melakukan ekspor, Medion juga secara aktif memberikan edukasi skala internasional baik itu teknis maupun non teknis. Medion juga turut memberikan sumbangsih hasil riset dalam kegiatan konferensi internasional serta kerja sama dengan instansi/lembaga internasional.

Medion berharap dengan diberikanya apresiasinya ini mampu mengembangkan pasar dan bisa mempererat hubungan bilateral antara dua negara. Untuk informasi mengenai kerja sama dengan Medion dalam skala internasional, dapat diakses melalui: https://www.medionfarma.co.id/kemitraan/.

Medion Resmikan Gedung Bacterial Production

Dalam rangka menambah kapasitas produksi, pengembangan produk baru, dan pemenuhan fasilitas produksi sesuai regulasi, maka pada tanggal 7 Mei 2024, Medion meresmikan bangunan baru untuk fasilitas produksi Bacterial Production yang berlokasi di Cimareme, Padalarang, Bandung. Gedung yang dibangun sesuai syarat GMP ini juga menambah mesin produksi yaitu Fermenter, agar dapat meningkatkan kapasitas serta menunjang lini produksi baru, yaitu enzim dan probiotik.

Peresmian ditandai dengan pemotongan pita oleh Jonas Jahja dan Amalia Jonas selaku founder Medion serta Melina Jonas selaku Biological Product Director Medion. Dihadiri oleh lebih dari 50 orang meliputi Board of Directors, Top Management, serta tim project Medion. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Project Leader dan Project Coordinator, lalu peserta diajak plant tour fasilitas gedung dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.

Medion juga menambahkan dua fitur baru pada gedung ini. Pertama, dilengkapi dengan building management system untuk menarik data lebih up to date terkait parameter produksi utama dan utility (water, steam, compressed air, dan lainnya). Kedua, adanya fermenter dengan fitur lebih up to date yang mengakomodir kebutuhan produk bakterial, enzym dan probiotik

Medion berharap melalui Gedung Bacterial Production ini, dapat menghasilkan produk-produk inovatif sehingga dapat menjawab kebutuhan kesehatan ternak di Indonesia. Didukung dengan komitmen untuk mengembangkan ide dan inovasi agar dapat bermanfaat bagi perusahaan dan masyarakat luas.

Libas Habis Kolibasilosis

Beni Ludianto, manager plasma peternakan ayam pedaging Agus Black Hoe Farm membagikan pengalamannya dalam mengatasi serangan bakteri E. coli saat dihubungi Infovet.

Lebih dari tiga tahun, Beni berkecimpung dalam bidang peternakan ayam pedaging. “Awalnya hanya satu kandang closed house berlantai tiga dengan kapasitas 60.000 ekor. Kemudian, menambah satu kandang lagi dengan kapasitas yang sama,” papar peternak yang tinggal di kota Ngawi itu.

Kini, Beni sedang dalam proses untuk menambah satu kandang closed house lagi berkapasitas 75.000 ekor. “Jadi dua kandang sudah ada di Kecamatan Kasreman dan satu tambahan di Kecamatan Pitu, Desa Kali Kangkung, semuanya ada di Kabupaten Ngawi,” imbuh Beni yang sebelumya justru berpengalaman bekerja di bidang pertanian.

Lulusan STM tahun 2008 itu, memulai usahanya dari nol dan tak ada pengalaman sebelumnya sehingga ia bingung ketika ayam peliharaannya yang berumur dua minggu banyak mengalami kematian. “Ayam lesu, tak mau makan, pertumbuhan berhenti dan kematian lebih dari 8.000 ekor dari populasi 60.000 ekor atau hampir 14%,” ceritanya.

Dalam menghadapi masalah pada ternaknya ia selalu berkonsultasi dengan pihak kemitraan dan dipertemukan dengan personil dari Medion. Setelah ada kunjungan ke farm dari personil Medion, akhirnya Beni memahami faktor penyebab bakteri E. coli sampai berkembang biak di farm-nya. Outbreak kolibasilosis terjadi akibat rendahnya sanitasi dan kebersihan kandang dikarenakan bakteri E. coli sangat mudah mencemari lingkungan kandang. Penularannya dapat terjadi secara vertikal melalui saluran reproduksi induk ayam. Telur yang menetas kemudian akan menghasilkan DOC yang tercemar bakteri E. coli di dalam ususnya. Sedangkan penularan horizontal, salah satunya dapat melalui kontak dengan bahan atau peralatan kandang yang tercemar. Penularan biasanya terjadi secara oral melalui ransum atau air minum yang terkontaminasi feses yang mengandung E. coli atau melalui debu yang tercemar E. coli.

Ia juga menjadi paham cara untuk mengatasi penyakit kolibasilosis di peternakannya. Seperti yang ia lakukan yaitu memberikan treatment pada air minum dengan menggunakan klorin dan melakukan desinfeksi kandang dua hari sekali secara rutin. Selain itu penting juga melakukan manajemen litter supaya tidak basah atau lembab dan mengatur sirkulasi di dalam kadang dengan baik.

Penanganan kolibasilosis dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik seperti REMISIN. Penggunaan REMISIN dengan dosis 0,2 gr/kg berat badan yang diberikan dua kali sehari, sore dan malam hari terbukti mampu menekan kematian akibat kasus kolibasilosis hingga 3%. Dalam melakukan penanganan penyakit bakterial seperti kolibasilosis, Beni melakukan rolling dari penggunaan REMISIN ke obat antibiotika lain dari golongan yang berbeda, misalnya antibiotik golongan Fluoroquinolon setelah tiga kali periode pengobatan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotika.

“Untuk mengatasi kolibasilosis yang bisa menyerang ayam di semua umur, saya menggunakan REMISIN pada air minum ayam yang sakit sejak DOC chick-in di kandang. Saya berharap kasus kematian terus turun dengan kualitas obat yang terjaga dan ditingkatkan,” tukasnya.

Selain itu, ia juga akan terus fokus menambah populasi ayamnya karena dengan begitu akan menambah lapangan pekerjaan di daerah kelahirannya. Kegigihan dan pengalaman serta kinerjanya patut diapresiasi, seperti ketika Beni tuntas melibas habis kasus kolibasilosis melalui manajemen pemeliharaan yang ketat. (ADV)

Medion Raih Dua Penghargaan di Awal Maret 2024

Dalam rangka sinkronisasi program dan kegiatan bidang peternakan dan perikanan di wilayah Bandung Barat, DISPERNAKAN (Dinas Perternakan & Perikanan) Kabupaten Bandung Barat menyelenggarakan Forum Perangkat Daerah. Acara yang berlangsung di Hotel Novena tanggal 7 Maret 2024 ini mengundang peternak, anggota koperasi, serta perusahaan farmasi ternak.

Agenda utama dari acara ini adalah pemberian penghargaan kepada pihak – pihak yang telah berkontribusi positif bagi pembangunan di sektor peternakan dan atau perikanan di Kabupaten Bandung Barat. Terdapat total 21 penerima penghargaan baik perorangan, kelompok peternak, koperasi maupun perusahaan. Medion menjadi salah satu perusahaan yang menerima penghargaan atas kontribusi melalui program Kampanye Makan Telur di Sekolah Dasar dan juga Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Penghargaan diserahkan langsung oleh Bupati Bandung Barat, Drs. Arsan Latif, M.Si dan diterima oleh Bapak Ripin selaku perwakilan dari Medion.

Selain itu diselenggarakan juga Sosialisasi Gerakan Minum Susu Bagi Usia Sekolah (GERIMIS BAGUS), Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN), penjualan produk-produk UMKM, serta pemberian vaksin gratis bagi hewan kesayangan. Melalui acara ini DISPERNAKAN berharap perekonomian sektor peternakan dan perikanan di wilayah Kabupaten Bandung Barat semakin maju dan berkembang.

Pada kesempatan lainnya, Medion menerima penghargaan PROPER 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada Medion atas tanggung jawab dan keterlibatan perusahaan secara langsung dalam menjaga kelestarian serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Acara penghargaan tahun ini berlangsung di Gedung Sate, Bandung dan diserahkan secara simbolis oleh Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat. Dengan diraihnya kedua penghargaan ini, menjadi bukti nyata dari komitmen Medion dalam memberikan added value tidak hanya bagi seluruh stakeholder namun juga bagi kelestarian lingkungan.

Kendalikan Infectious Bronchitis, Cegah “Petelur Palsu”

Industri perunggasan saat ini menghadapi tantangan besar dengan meningkatnya kasus Infectious Bronchitis (IB) yang disebabkan oleh virus Infectious Bronchitis (IB) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Virus Infectious Bronchitis (IB) termasuk ke dalam genus γ-Coronavirus, famili Coronaviridae, dan ordo Nidovirales. Infeksi IB menyebabkan timbulnya penyakit pernapasan bagian atas pada ayam (Bhuiyan et al., 2023). Selain itu, IB juga dapat mempengaruhi sistem urogenital dan mengakibatkan suatu kondisi yang disebut sebagai “Sindrom Petelur Palsu”. Fenomena ini terjadi karena infeksi IB menyebabkan cystic oviduct (timbunan cairan pada saluran reproduksi) sehingga saluran reproduksi tertutup sebagian. Akibatnya kuning telur yang diproduksi oleh ovarium tidak bisa memasuki saluran reproduksi dan keluar menuju ruang abdomen. Adanya kuning telur pada ruang abdomen menjadi media pertumbuhan bakteri yang mengakibatkan radang peritoneum (peritonitis) (Najimudeen et al., 2020). Keadaan tersebut menyebabkan penurunan produksi telur hingga 70%, abnormalitas telur, penurunan berat badan ayam dan peningkatan jumlah kematian mencapai 60% (Abozeid, 2023). Kerugian yang ditimbulkan akibat penyakit ini menjadi masalah utama ekonomi pada peternakan ayam komersil.

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1930 hingga kini penyakit IB masih ditemukan. Hal ini karena virus penyebab penyakit IB tidak memiliki mekanisme proof-reading sehingga mudah bermutasi. Saat ini, terdapat 3 jenis virus IB yang masih bersirkulasi yaitu IB Klasik (contoh: Massachusetts (M41); Connecticut), IB Variant (793b (4/91); A2 (QX-like)) dan IB Nefrotropik (Gray; Holte; Australian T). Diantara ketiga jenis virus tersebut, IB Variant strain QX-like menjadi penyebab utama kasus IB pada ayam petelur, pedaging dan pembibit. Pengendalian penyakit IB paling efektif adalah melalui vaksinasi dan biosekuriti yang tepat. Vaksinasi IB dengan vaksin IB Klasik strain Massachusetts umum digunakan di seluruh dunia. Namun vaksin IB strain Massachusetts saja tidak dapat memberikan protektivitas yang cukup terhadap strain 4/91 dan QX-like karena perlindungan silang yang rendah (Wibowo et al., 2019).

Medion berkomitmen membantu peternak dalam upaya pencegahan Infectious Bronchitis dengan menyediakan berbagai vaksin mengandung IB klasik dan variant, dalam bentuk vaksin aktif dan inaktif. Vaksinasi dengan vaksin IB klasik dan variant secara simultan memberikan perlindungan silang yang luas terhadap berbagai tantangan di lapangan, termasuk memberikan perlindungan dari gejala klinis yang parah (A.A.M. Eid et al, 2024).

Medivac IB Variant dan Medivac ND G7-IB Variant Emulsion Terbukti Memberikan Stimulasi Titer Antibodi Tinggi dan Protektivitas Maksimal terhadap Tantangan Virus IB QX-like

Medivac IB Variant merupakan vaksin IB Variant aktif mengandung strain M02 (793b). Medivac ND G7-IB Variant Emulsion mengandung kombinasi virus IB Klasik strain Massachusetts 41 sekaligus IB Variant mengandung virus yang homolog dengan isolat lapangan terkini yaitu strain M02 (793b) dan strain M01 (QX-like). Hasil trial menunjukkan vaksinasi pada DOC ayam menggunakan Medivac IB Variant 1 dosis secara tetes mata menunjukkan hasil titer antibodi yang konsisten berada di atas standar (Grafik 1). Ketika diaplikasikan secara spray, reaksi post vaksinasi yang ditimbulkan juga lebih ringan dibandingkan dengan produk serupa lainnya (Grafik 2). Medivac ND G7-IB Variant Emulsion terbukti memberikan protektivitas 100% terhadap tantangan virus IB QX-like lapang (Grafik 3). Vaksinasi kombinasi Medivac IB Variant dan Medivac ND G7-IB Variant Emulsion pada ayam pembibit pedaging membentuk titer antibodi yang konsisten di atas standar protektif dan durasi imunitas yang panjang (Grafik 4).

Dalam sebuah wawancara oleh majalah Trobos, drh. Chrisna Harianto, Manajer Kesehatan Hewan PT. Berau Unggas Sejahtera, Kalimantan Timur, menyatakan “Kami menggunakan Medivac ND G7-IB Variant Emulsion sejak awal, karena memang prinsip kehati-hatian yang diterapkan terkait pencegahan penyakit. Vaksin homolog dengan isolat lapang terkini sehingga hasil vaksinasi efektif dan dapat menghasilkan DOC yang berkualitas, dibuktikan dengan kepuasan peternak akan DOC kami”.

Kesehatan ayam merupakan pondasi kesuksesan suatu peternakan. Pengambilan langkah preventif dengan vaksinasi menggunakan Medivac IB Variant dan Medivac ND G7-IB Variant Emulsion adalah keputusan yang tepat. Selain dapat melindungi ternak dari penyakit IB, penggunaan vaksin yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan profitabilitas peternakan secara keseluruhan.